Tekun, Menghargai waktu, Semangat menyala dikalangan Mufassir, siapa yang tidak kenal dengan Abdullah bin ‘Abbas?
Semasa hidupnya, Beliau dikenal sangat gigih menimba ilmu dari para shahabat Rasululloh ï·º, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Radliyallohu anhum. Tak heran anak paman Nabi ini mendapat gelar Turjumanul Qur’an (ahli tafsir Qur'an). Bahkan karena kecerdasannya dalam masalah agama, ia diikutkan dalam majelis syuro bersama shahabat-shahabat Badar.
Siapa yang tidak kenal Imam Bukhari...?
Dalam mempelajari hadits, Beliau memiliki guru lebih dari 1000 Syeikh. Beliau melakukan perjalanan yang panjang. Buah dari ketekunannya, Beliau berhasil mengumpulkan lebih dari 10.000 hadits. Waktu-waktu malam hari, biasanya ia habiskan untuk mengulang dan menelaah ilmu yang Beliau dapatkan hingga pernah menyalakan lampu lebih dari 20 kali dalam semalam untuk menghafal hadits dan sanadnya.
Jarak yang jauh dari sumber ilmu, tidak membuatnya patah arang. Beliau tidak segan menjelajah gurun pasir yang panas, menembus badai dan kota-kota untuk mendapatkan hadits dari kota Bukhara' (Uzbekistan, Asia Tengah) hinga ke Makkah dan Madinah.
Penghargaan dan perhatian ulama dalam menggunakan waktu memang luar biasa. Imam Ibnu Abi Hatim ketika mau makan kue, ia menunggu sampai kering, setelah kering dicelupkan dlm air. Ketika kebiasaan itu ditanyakan oleh muridnya, ia menjawab: ”Berapa menit waktuku terbuang hanya untuk mengunyah makanan berlama-lama. Masih banyak hal dari agama ini yang belum aku ketahui.
Kalau roti tersebut kering lantas aku celup dengan air, bukankah hal ini mempercepat waktu makan dan hasilnya pun sama".
Imam Jauzi mengatakan: "Semangat para Ulama' mutaqaddimin sangat luar biasa dalam menuntut ilmu".
Di antara Ulama' ada yang masih sempat bertanya kepada ulama lain menjelang wafatnya.
Ketika ditanya mengapa masih sempat melakukan hal demikian. Iapun menjawab: ”Aku meninggal dalam keadaan mengetahui satu bab lebih baik daripada tidak mengetahuinya".
اللهم صل على سيدنا Ù…Øمد وعلى اله وصØبه وسلم
Posting Komentar